STATUS |
RAS : Roh (Shinigami) |
Ulang Tahun : 21 Januari |
Gender : Laki-Laki |
Tinggi : 168 cm |
Berat : 52 kg |
STATUS PROFESIONAL |
Afiliasi : Gotei 13, Soul Society |
Jabatan Sebelumnya: Kapten Divisi1 |
Divisi : Divisi 1 |
Rekan Sebelumnya: Chōjirō Sasakibe |
Markas Operasi : Seireitei, Soul Society |
STATUS PRIBADI |
Pendidikan : Akademi Shin'o |
ZANPAKUTO |
Shikai : Ryūjin Jakka |
Bankai : Zanka no Tachi |
PENGISI SUARA |
Jepang : Masaki Tsukada |
Genryūsai Shigekuni Yamamoto (山本元柳斎 重國, Yamamoto Genryūsai Shigekuni) adalah mantan kapten Divisi 1 di Gotei 13 dan juga sebagai Kapten-Komandan dari seluruh Gotei 13. Letnannya adalah Chōjirō Sasakibe.
Yamamoto adalah kapten tertua di Gotei 13. Dia berpenampilan seorang pria tua dengan mata merah, jenggot putih yang sangat panjang, dan alis panjang. Ada banyak bekas luka di tubuh dan kepalanya, dua yang paling menonjol sepasang bekas luka panjang yang tegak lurus diatas mata kanannya, yang ditinggalkan oleh pertempuran dengan letnannya. Setelah berkonfrontasi singkat dengan Sōsuke Aizen, Yamamoto kehilangan lengan kirinya. Dia memakai seragam standar Shinigami, tapi ukurannya sangat berlebihan. Dia menyematkan haori-nya di punggung tidak benar-benar memakainya. Meskipun penampilannya tua dan rapuh, ia memiliki tubuh yang sangat berotot yang hanya ia tunjukkan ketika ia menuju pertempuran, sesuatu yang diklaim oleh Shunsui Kyōraku sangat jarang terlihat.
Ketika ia muda dulu, Yamamoto memiliki rambut hitam disisi kepalanya, dan botak di atas. Dia memiliki seikat rambut mencuat dibagian belakang kepalanya seperti jambul. Dia memiliki alis dan kumis hitam tebal panjang. Dia memiliki bekas luka besar tunggal di dahinya, yang membuatnya mendapatkan julukan "Eijisai" karena bentuk luka itu. Dia memiliki kerutan yang menonjol di dahinya dan dibawah matanya, serta pipi cekung. Dia mengenakan pakaian hitam khas Shinigami.
Kepribadian
Sebagai Kapten Komandan Gotei 13, Yamamoto sangat dihormati oleh sebagian besar Shinigami, terutama Sajin Komamura, yang memandang Yamamoto sebagai penolong yang menyelamatkan hidupnya. Sebagai perwujudan keyakinannya, Yamamoto mengikuti hukum dan peraturan Soul Society sampai yang tertulis, dan mengharapkan hal yang sama pada orang lain. Dia bukan orang yang mentolerir pembangkangan, dan bertindak pada mereka yang berusaha bertindak sedemikian rupa. Dia cepat marah dalam menghadapi kemungkinan pengkhianatan dan dapat cukup agresif dalam pertarungan. Dia memiliki kebiasaan mengacu orang-orang yang dihadapinya dalam pertarungan sebagai "anak muda", dan ia mengacu pertempuran sebagai "mengalahkan" atau "hukuman". Ketika dalam keadaan tenang, ia membawa dirinya dengan suasana kelemahan, sampai dimana ia tertidur berdiri sambil menunggu kedatangan Shunsui Kyōraku untuk pertemuan. Karena bertahun pengalamannya, Yamamoto sangat jarang menunjukkan tanda-tanda tertekan atau terkejut, biasanya menanggapi sesuatu dengan membuka satu atau kedua matanya, yang sebagian menyipit tertutup untuk waktu yang lama.
Yamamoto sangat loyal kepada Soul Society, dan melakukan tugas-tugasnya dengan sangat serius, mengharapkan hal yang sama dari seluruh Gotei 13. Kesetiaannya begitu besar, dia bersedia untuk mengorbankan dirinya dan Gotei 13 agar bisa mengalahkan Aizen, percaya bahwa itu menjadi tugas mereka untuk menyerahkan nyawa mereka demi Soul Society jika diperlukan. Yamamoto menjadi tampak marah ketika Shunsui, Byakuya Kuchiki, dan Kenpachi Zaraki kehilangan haori mereka dan hanya menunjukkan sedikit penyesalan. Baginya; haori merupakan status mereka sebagai kapten.
Yamamoto menghargai budaya Timur, dan merupakan ahli dalam upacara minum teh Jepang. Dia tidak suka tradisi Barat yang disukai oleh letnannya Chōjirō Sasakibe. Yamamoto mengadakan sesi minum teh setiap bulan di barak Divisi 1 untuk setiap anggota divisinya. Dia mengepang jenggotnya sendiri dan mengatur ujung-ujungnya sebulan sekali, dan suka digosok ke bawah dengan handuk kering saat terkena sinar matahari di balkonnya.
RIWAYAT
Sekitar 2.100 tahun yang lalu, Yamamoto adalah Pendiri "Genryū" dan Kepala Instruktur "Sekolah Genji". Pada waktu itu, Yamamoto juga mendirikan Gotei 13, ia mencari Yachiru Unohana, kriminal paling kejam di Soul Society dan seorang ahli pedang, untuk bergabung dengan kelompoknya sebagai salah satu kapten pendiri. Yamamoto sendiri adalah guru di akademi ini, dan secara pribadi mengajar Shunsui Kyōraku dan Jūshirō Ukitake. Dia mengakui bahwa dia memang agak bangga dengan keduanya. Ketika mereka menjadi kapten, ia membual tentang mereka seolah-olah seperti anaknya.
Waktu Yamamoto menjadi instruktur, Chōjirō Sasakibe secara rutin mengunjunginya, selalu memanggil namanya sebagai "Eijisai-dono", merujuk pada bekas luka besar di dahinya, meskipun tahu itu membuatnya kesal. Dia bersikeras itu keliru kalau menggunakan nama asli Yamamoto. Dalam salah satu kunjungannya, Chōjirō mengatakan kepada Yamamoto ia ingin menjadi tangan kanannya dan menggantikan untuk apa pun yang Yamamoto tidak bisa lakukan. Ketika Yamamoto mengatakan kepadanya untuk menjadi muridnya, ia menolak. Atas desakan Yamamoto, Chōjirō mencoba untuk mengalahkan dia dengan Bankai-nya. Meskipun ia gagal mengalahkannya, dia meninggalkan bekas luka permanen di dahi Yamamoto, melintasi bekas luka sebelumnya. Orang lain mulai merujuk kepadanya dengan nama yang berbeda karena bekas luka yang baru, tapi Chōjirō menolak untuk menggunakan nama baru ini. Akibatnya, Yamamoto memutuskan untuk menyebut dirinya Genryūsai.
Kurang lebih seribu tahun yang lalu, Yamamoto menjadi Kapten Komandan Gotei 13. Pada saat yang sama, ia gagal untuk membunuh Yhwach.
Pada suatu waktu, Yamamoto menemukan Sajin Komamura dan memberinya kesempatan untuk bergabung dengan Gotei 13, meskipun dia bukan dari roh Manusia.
Beberapa waktu tak lama setelah Kenpachi Zaraki bergabung dengan Gotei 13, Yamamoto memaksa dia untuk belajar kendō karena ia tidak pernah belajar pelatihan pedang formal apapun, setelah melewati kualifikasi tersebut yang biasanya diperlukan disebabkan oleh caranya mencapai posisinya. Khawatir akan kehancuran yang disebabkan Kenpachi jika ia nanti memberontak setelah tumbuh lebih kuat, Central 46 mengharuskan Yamamoto menghentikan pelatihan setelah hanya satu hari.
Sekitar 110 tahun yang lalu, Yamamoto tercatat sebagai kapten tertua dari Gotei 13, diikuti oleh Retsu Unohana, Shunsui, dan Ukitake. Hal itu dinyatakan, karena mereka berempat telah menjadi kapten Gotei 13 setidaknya sudah selama 100 tahun pada saat ini. Mendorong Kisuke Urahara ke barak Divisi 1 sehingga ia bisa memulai upacara promosi, Yamamoto menjelaskan bahwa tujuh hari yang lalu, ada perintah untuk mempromosikan Kapten Divisi 12 Kirio Hikifune, yang akan meninggalkan posisinya kosong. Memberitahukan semua kapten kekosongan itu, ia meminta mereka agar menyerahkan calon-calon untuk pemilihan kapten baru. Dalam waktu singkat, ia mendapat rekomendasi dari Kapten Divisi 2 Yoruichi Shihōin yang mempromosikan Kursi ke-3 dari divisinya, Kisuke Urahara. Hari berikutnya, Yamamoto memanggil Urahara sehingga ia bisa menjalani Uji Kemampuan Kapten, diselenggarakan oleh dirinya sendiri, Kapten Divisi 4 Retsu Unohana dan Kapten Divisi 6 Ginrei Kuchiki, sehingga mereka dapat mengkonfirmasi Urahara memenuhi syarat untuk menjadi kapten. Setelah memuaskan tiga atasannya, tiga kapten senior resmi menunjuk Urahara sebagai kapten baru Divisi 12.
10 tahun kemudian, Yamamoto mengadakan pertemuan darurat kapten Gotei 13, dimana ia memberikan laporan intelijen tentang hilangnya Kapten Divisi 9 Kensei Muguruma dan Letnan Mashiro Kuna, yang sebelumnya telah dikirim untuk menyelidiki hilangnya anggota Divisi 9 lainnya. Saat ia menyatakan ia akan memilih 5 kapten untuk membentuk tim investigasi, Urahara yang sangat terengah-engah dan panik muncul untuk meminta izin untuk pergi dengan tim investigasi, karena ia sebelumnya melihat letnannya, Hiyori Sarugaki, juga ikut menghilang. Menolak untuk memberikan izin, Yamamoto melanjutkan pertemuan, memilih Kapten Divisi 3 Rōjūrō Ōtoribashi, Kapten Divisi 5 Shinji Hirako, dan Kapten Divisi 7 Love Aikawa. Menyuruh mereka untuk menuju ke tempat kejadian, dia memerintahkan Yoruichi untuk bersiaga, sementara kapten yang lain sekarang untuk tetap tinggal dan menjaga Seireitei.
Yamamoto memerintahkan Unohana untuk mempersiapkan tempat pengobatan untuk korban. Ketika Unohana bersikeras dia memilih mengobati yang terluka di lokasi penghilangan, Yamamoto menyatakan ia tidak bisa mengirim penyembuh tanpa mengetahui sejauh mana situasinya. Setelah kedatangan kapten Korps Kidō, Tessai Tsukabishi, dan letnannya Hachigen Ushōda, Yamamoto meminta Tessai jika ia mendengar berita tentang hal ini, ia mengatakan bahwa dia ingin mereka berdua menuju ke tempat kejadian juga. Menyela, Shunsui bertanya apakah itu ide yang baik untuk mengirim kedua kapten dan letnan dari Korps Kidō ketika mereka tidak tahu apa yang sedang terjadi. Ketika Yamamoto bertanya apa yang akan dia sarankan, Shunsui mengatakan kepadanya mereka harus mengirim letnannya, Lisa Yadōmaru. Dengan terbentuknya skuad, Yamamoto mengutus mereka untuk menyelidiki kasus ini.
Setelah Isshin Shiba melawan White, ia melaporkan kembali ke Yamamoto. Menunjukkan tindakan itu ia lakukan tanpa izin, Yamamoto menyatakan tindakan cepatnya membuat sedikit korban dan kerusakan, dan karena itu ia tidak akan menghukum Isshin. Ketika Isshin berbalik untuk pergi, Yamamoto mencurigai Isshin menyembunyikan beberapa informasi, bertanya apakah ada sesuatu yang lain yang perlu disebutkan, tapi Isshin membantah.
PLOT
Yamamoto hadir dalam pertemuan antara kapten atas kegagalan rekan sesama Kapten Gin Ichimaru untuk membunuh Ichigo Kurosaki. Setelah tiba, Gin masuk ke sebuah percek-cokan dengan Kapten Divisi 11 Kenpachi Zaraki dan Kapten Divisi 12 Mayuri Kurotsuchi. Mengatakan kepada mereka untuk mundur, Yamamoto bertanya pada Gin jika dia sudah diberitahu mengapa ia dipanggil, merinci bagaimana Gin bertindak tanpa izin dan gagal menangkap atau membunuh target, dimana ia merasa hal itu tidak biasa untuk seorang kapten, dan meminta penjelasan.
Menyatakan ia tidak ada yang bisa dikatakan, yang membingungkan Yamamoto, Gin mengatakan ia tidak memiliki alasan kalau dia melakukan kesalahan, dan tidak akan mencoba untuk membenarkan kecerobohannya. Saat Yamamoto memutuskan Gin harus dihukum, peringatan penyusup berbunyi. Tak lama setelah Kenpachi pergi begitu saja, Yamamoto memberhentikan pertemuan tersebut, menyatakan bahwa hukuman Gin akan ditangani kemudian, dan memerintahkan para kapten untuk kembali ke pos pertahanan mereka. Kemudian, menyusul kekalahan Renji, Yamamoto membatalkan hukuman Gin dan memberikan wewenang pada semua Shinigami hingga tingkat kapten untuk membawa Zanpakutō mereka dan menggunakan Bankai jika perlu.
Pada saat eksekusi Rukia Kuchiki, Yamamoto bertanya padanya apakah dia punya kata-kata terakhir. Ketika Rukia meminta agar Ichigo dan teman-temannya diizinkan untuk kembali ke Dunia Manusia tanpa terluka, Yamamoto mengabulkan permintaannya, meskipun sebenarnya, ia tidak berniat membiarkan mereka hidup. Setelah pengaktifan Sōkyoku, Yamamoto menjelaskan Phoenix yang muncul dari itu, disebut Kikōō, adalah bentuk sebenarnya dari tombak Sōkyoku dan algojo dari hukuman agung, dan setelah menembus melalui tubuh terhukum, hukuman agung berakhir.
Yamamoto melihat saat Ichigo Kurosaki, muncul menyelamatkan Rukia dengan membelokkan Kikōō. Dia mengutus letnannya, Chōjirō Sasakibe, untuk menghentikan Ichigo sementara ia menghadapi Shunsui Kyōraku dan Jūshirō Ukitake setelah mereka menghancurkan Sōkyoku. Memerintahkan mereka untuk tidak bergerak, Yamamoto menyatakan jika orang yang membawa kabur Rukia adalah seorang letnan pengganti dan merupakan masalah yang dapat dengan mudah ditangani, ia tidak bisa memaafkan mereka atas apa yang telah mereka lakukan. Saat ia menyatakan tingkat kejahatan yang mereka lakukan sebagai Shinigami tingkat kapten, mereka melarikan diri ke sisi tebing. Setelah mereka berpindah ke jarak yang cukup jauh, mereka berhenti, tapi Yamamoto, sudah ada menunggu mereka, menyatakan kalau ia tidak sering harus mengejar anak-anak. Ketika Yamamoto mengerahkan Reiatsunya, Nanao Ise pingsan, memaksa Shunsui untuk membawanya menjauh dari pertempuran.
Setelah Shunsui kembali, ia menceritakan riwayat Shunsui dan Ukitake, karena mereka seperti anak-anak baginya dan betapa kuatnya mereka. Dia mengatakan kepada mereka sudah terlambat untuk berkata-kata, dan agar mengambil pedang mereka. Menghindari serangannya, Shunsui dan Ukitake menarik Zanpakutō mereka. Ketika Yamamoto bertanya apakah mereka berniat untuk melawan dia tanpa melepaskan Zanpakutō, Shunsui bertanya apakah ada cara lain selain melawan. Membuatnya bungkam, Yamamoto menyatakan ia telah mengajari mereka tidak ada belas kasihan bagi mereka yang menghalangi keadilan. Ketika Shunsui menyatakan Yamamoto juga pernah mengatakan untuk meneruskan rasa keadilam dari diri sendiri, Ukitake menyatakan mereka harus melindungi keadilan itu dengan segala yang mereka miliki. Yamamoto menolak gagasan keadilan individu, karena itu tidak bisa mengatasi keadilan global. Lelah berbicara, Yamamoto menghilangkan haori dan atasannya, memberitahu mereka agar mempersiapkan diri untuk bertempur, dan melepaskan Shikai-nya.
Siap untuk bertarung, Yamamoto bertanya kepada mereka apa yang mereka tunggu, memberitahu bahwa mereka harus melepaskan Zanpakutō kecuali mereka berencana untuk terbakar menjadi abu tanpa perlawanan. Saat Shunsui dan Ukitake melepaskan Zanpakutō mereka, Yamamoto mencatat bahwa mereka adalah satu-satunya yang memiliki Zanpakutō ganda di Soul Society. Menyerang satu sama lain, mereka menciptakan ledakan besar Reiryoku. Setelah beberapa saat, pertempuran terpaksa berhenti dengan pengumuman dari Isane Kotetsu tentang maksud sebenarnya dari Sōsuke Aizen, yang bertanggung jawab untuk semua kekacauan di Soul Society.
Ketika rencana Aizen terungkap, sebagian besar kapten yang tersisa, mendekati posisinya, semua mengelilinginya. Ketika Menos Grande datang untuk Aizen, Gin, dan Kaname Tōsen untuk menyelamatkannya, Yamamoto memperingatkan Shinigami lainnya tentang teknik Negación Menos Grande yang dilakukan untuk menyelamatkan sesama Hollow.
KEKUATAN & KEMAMPUAN
Zanpakuto
Ryūjin Jakka (流刃若火, Api seperti Pedang Mengalir): Zanpakutō Yamamoto adalah yang tertua dan Zanpakutō jenis api paling kuat, dan memiliki kekuatan ofensif lebih besar dari semua Zanpakutō lainnya di Soul Society. Dalam bentuk disegel, Ryūjin Jakka biasanya berbentuk tongkat kayu tidak berbahaya, yang dapat digunakan seperti tombak. Setiap saat, Yamamoto dapat membuang samaran ini dengan mengupas kayu, mengungkapkan bentuk sejatinya berupa katana standar, dengan pegangan ungu gelap dan pelindung tangan melingkar. Kekuatannya begitu besar, bahkan Shinigami yang terkuat takut hal itu, bahkan dalam bentuk disegel. Setelah Yamamoto tewas, Ryūjin Jakka, sekarang hangus dan hancur, dikembalikan ke barak Divisi 1.
Shikai: Perintah Shikai-nya adalah "Redam Semua Ciptaan menjadi Abu" (万象一切灰燼と為せ, banshō issai kaijin to nase, "Semua hal di alam semesta berubah menjadi abu" dalam Dubbing bahasa Inggris). Pelepasan Zanpakutō ini terjadi dengan pelepasan tekanan spiritual yang ekstrem, sampai mempengaruhi semua area di sekitarnya, dan bisa dirasakan bermil jauhnya di seluruh Seireitei.
Kemampuan Khusus Shikai : Ketika dirilis, bilah Ryūjin Jakka tersebut dilalap api. Aura senjata ini melenyapkan segala hal dan segala sesuatu yang dilambaikan pedang Yamamoto, mengubahnya menjadi tak lebih dari sekedar abu, dan menelan pemandangan sekitarnya dalam badai api berkobar, panas yang cukup kuat untuk menghanguskan langit. Hanya petarung yang kuat seperti Shunsui dan Ukitake yang dapat menahannya, tetapi bahkan kemudian hanya secara tidak langsung. Bahkan dalam Shikai-nya, Ryūjin Jakka cukup kuat untuk melawan Shikai dua kapten lain secara bersamaan, keduanya memiliki reputasi sebagai kapten terkuat di Soul Society saat bersama-sama. Tidak seperti Zanpakutō lainnya yang diketahui, penyegelan kembali Ryūjin Jakka tidak lantas menonaktifkan setiap kemampuan yang sudah digunakan terhadap lawan, terbukti saat Yamamoto memenjarakan Sōsuke Aizen, Gin Ichimaru, dan Kaname Tōsen
0 komentar:
Posting Komentar